Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga beliau, para sahabat beliau dan orang yang setia kepada beliau, serta orang yang mengikuti beliau dan menyusuri jejak langkah beliau.Kepada saudara-saudari yang jujur dan mukhlis dalam Islam dan kepada setiap orang muslim di mana saja di Tangerang. Saya memohon kepada Allah SWT agar menerima dari kaum muslimin, shiyam dan qiyam, dan agar Allah mengampuni kita semua dosa yang telah kita perbuat sebagaimana sabda Rasulullah saw:“Siapa saja yang berpuasa dilandasi keimanan dan semata mengharap ridha Allah niscaya diampuni untuknya dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Saudara-saudara yang mulia, Allah di bulan Sya’ban tahun kedua hijriyah telah memfardhukan puasa bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan dimana Allah SWT menurunkan Alquran. “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS al-Baqarah [2]: 185).
Bulan Ramadan juga merupakan bulan dimana Allah memuliakan umat dengan pertolongan dan kemenangan agung. Peperangan Badar al-Kubra terjadi pada tanggal 7 Ramadan dimana kaum musyrik Mekah dikalahkan dengan kekalahan besar. Kemudian perang penentu yang lain juga terjadi pada bulan Ramadan, mulai dari pembebasan (fathu) Mekah al-Mukarramah pada tanggal 20 Ramadan tahun ke-8 hijriyah sampai perang al-Buwaib “dekat kota Kufah saat ini” yang menjadi Yarmuk Persia dimana kaum muslimin di bawah pimpinan al-Mutsanna pada tanggal 14 Ramadan tahun ke-31 H, kemudian pembebasan Amuriya dengan dipimpin oleh al-Mu’tashim pada tanggal 17 Ramadan tahun 223 H, perang Ayn Jalut yang di situ kaum muslimin mengalahkan Tatar terjadi pada tanggal 25 Ramadan tahun 658 H, sampai kemenangan-kemenangan lainnya yang terjadi pada bulan Ramadhan yang mulia. Begitulah, puasa telah dikaitkan dengan al-Quran yang tidak datang kebatilan dari depan dan belakangnya. Puasa juga dikaitkan dengan pembebasan dan kemenangan. Puasa dikaitkan dengan jihad. Puasa dikaitkan dengan penerapan hukum-hukum Allah. Dan setiap orang yang punya mata dan penglihatan mengetahui bahwa hukum-hukum Allah SWT sebagiannya tidak terpisah dari sebagian yang lain, baik berupa hukum-hukum ibadah, jihad, muamalat, akhlak dan perilaku, atau hudud dan jinayat. Semuanya berasal dari sumber yang satu. Siapa saja yang mentadaburi ayat-ayat al-Kitab al-Karim dan nash-nash hadits yang mulia, niscaya ia mendapati hal itu begitu jelas dan gamblang. Seorang muslim membaca ayat-ayat al-Quran: “dan dirikanlah shalat”, “dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah” (QS al-Maidah [5]: 49), “Telah diwajibkan atas kalian berpuasa” (QS al-Baqarah [2]: 183), “Telah diwajibkan atas kalian berperang.” (QS al-Baqarah [2]: 216)